Inos Kalsel - Mengapa gelar Puspa Pesona jatuh pada anggrek Bulan?, barangkali anda termasuk yang penasaran dan memiliki pertanyaan serupa. Penetapan anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai salah satu bunga nasional dengan gelar Puspa Pesona memiliki sejarah dan riwayatnya sendiri. Sebenarnya Indonesia dengan kekayaan alam hayati yang berlimpah bukan tidak memiliki jenis bunga lain dengan pesona yang menawan namun karena beberapa kelebihannya lah anggrek bulan akhirnya menerima gelar tersebut.
Puspa Pesona - Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) |
Sebentar lagi kita akan memperingati hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, satu hari yaitu setiap 5 November yang didedikasikan secara khusus untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan dan rasa cinta kepada satwa khas Indonesia. Hari khusus yang pertama kali diperingati tahun 1993 ini adalah momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk kembali mengevaluasi dan memperbaiki sistem perlindungan serta kepedulian terhadap flora dan fauna negeri ini.
Penetapan Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan) sebagai Puspa Pesona |
Di antara banyak fauna yang dimiliki negeri ini, 3 satwa telah ditetapkan sebagai maskot atau identitas bangsa. Tiga satwa yang ditetapkan menjadi satwa nasional tersebut yaitu Komodo atau (Varanus komodoensis) sebagai Satwa Nasional, Ikan Siluk Merah atau Arwana (Sclerophages formosus) sebagai Satwa Pesona, dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai Satwa Langka.
Alasan Pertimbangan pemilihan Anggrek Bulan sebagai Puspa Pesona |
Sedangkan untuk bunga, telah ditetapkan tiga jenis bunga sebagai bunga nasional yakni Bunga Melati Putih (Jasminum sambac) dengan gelar Puspa Bangsa, Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) dengan gelar Puspa Pesona dan Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi), dengan gelar Puspa Langka
Setiap fauna maupun bunga yang di tetapkan menjadi maskot nasional tentu memiliki cerita dan prosesnya sendiri, berikut adalah proses atau riwayat dan beberapa pertimbangan pemilihan Anggrek Bulan Sebagai Puspa Pesona.
Phlaenopsis amabilis telah di tetapkan sebagai bunga nasional (puspa pesona) sesuai dengan keputusan presiden. Penetapan ini atas usul Ibu Tien Soeharto dan Boediardjo pada kongres VI PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia) Tahun 1983 di Gedung Granadi. Keduanya berpendapat bunga nasional sebaiknya di pilih dari spesimen langka yang spesifik Indonesia, dan Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) adalah yang paling sesuai dengan kriteria tersebut.
Beberapa pertimbangan yang membuat anggrek bulan terpilih sebagai puspa nasional
1. Anggrek bulan telah di jadikan lambang Organisasi Perhimpunan Anggrek Indonesia sejak di dirikan 4 Nopember 1956.
2. Anggrek bulan merupakan cikal bakal dari anggrek Phalaenopsis dan telah dikenal oleh leluhur bangsa Indonesia sejak lama.
3. Anggrek bulan merupakan jenis marga Phalaenopsis pertama yang di temukan peneliti flora di Indonesia pada tahun 1918.
4. Persebarannya merata karena dapat tumbuh dan hampir di temukan di setap kepulauan di Indonesia.
5. Indonesia merupakan wilayah penyebaran marga Phalaenopsis terkaya di dunia. Dari 70 spesis, 26 diantaranya ada di Indonesia. Sedangkan Filipina ada di urutan kedua dengan 15 spesies
6. Di tinjau dari struktur bunga, bentuk dan warnanya anggrek bulan melambangkan makna yang terkandung dalam falsafah bangsa Indonesia, Pancasila.
7. Kelopak bunganya berjumlah lima dan kuntum bunganya saling tumpang tindih yang dapat di artikan sebagai lambang kesatuan dan persatuan bangsa.
8. Daya tahan bunga pada pohon tahan lama dibanding bunga lainnya, kuntum bunga dapat mencapai lebih dari 60 kuntum dan setiap tangkainya memberikan kesan kelembutan (OrchidsIndonesia ; 1 April 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar