Sepertinya meski memasuki bulan Mei curah hujan tetap tinggi, padahal jika masih berpatokan pada angin, April-Oktober sebenarnya sudah memasuki musim kemarau dimana intensitas curah hujan seharusnya sudah turun. Namun sepertinya iklim di permukaan bumi sudah berubah sehingga perkiraan kemarau dan musim penghujan sering kali meleset beberapa tahun terakhir.
Di akhir musim penghujan dan menjelang masuk musim kemarau ini anggrek spesies biasanya ramai berbunga di habitatnya sehingga bagi pengagum anggrek yang ada waktu luang bisa ber "ekspedisi" menjelajahi habitat anggrek untuk menikmati keindahan dan esksotika bunga-bunga anggrek yang tumbuh liar di habitatnya. Selain menikmati langsung, tentunya bagi anda penggila anggrek tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengabadikan moment menggunakan kamera masing-masing. Disarankan memang menggunakan kamera tele karena sebagian anggrek di hutan adalah anggrek epifit yang tumbuh di batang-batang pepohonan sehingga sulit di ambil gambarnya jika hanya menggunakan pocket camera. Namun jika tidak punya tidak perlu berkecil hati, barangkali nasib anda beruntung dan menemukan anggrek teresterial yang sedang berbunga sehingga dengan Pocket Camerapun anda bisa mengabadikan gambarnya.
Keuntungan lain jika hunting di memasuki musim kemarau biasanya medan yang di lalui lebih mudah, karena tidak licin, dan bisa menyusuri tepian sungai karena debit air kecil. Di pepohonan tepian sungai inilah biasanya banyak ditemukan anggrek-anggrek epifit yang tumbuh menjuntai dan biasanya relatif tidak terlalu tinggi sehingga bisa di dokumentasikan, jadi jika anda hanya membawa pocket camera tidak akan pulang dengan tangan kosong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar