Sabtu, 12 Maret 2011

Agen Hijau

Ada perasaan damai ketika menyusuri lebatnya hutan yang masih terjaga asri. Meski terkadang perjalanan untuk mencapai tujuan tersebut cukup melelahkan, namun semua terobati mana kala pemandangan indah terhampar didepan mata. Sejuknya suasana hutan yang hijau,  aneka flora dan faunanya serta vegetasi hijau membuat hati enggan untuk segera beranjak meninggalkannya. Suara gemercik air, kicauan burung, dan nyanyian serangga yang sahut-menyahut akan menjadi moment yang tak kan terlupakan. Sungguh pengalaman yang amat-sangat berharga menikmati keindahan pemandangan alam,  tidak hanya akan menyadarkan kita betapa berharganya hutan beserta isinya tapi juga menambah keyakinan akan kebesaran dan keagungan-Nya.
Observasi Anggrek Spesies bersama guide lokal di pegunungan meratus

Inilah salah satu alasan yang mendorong bermunculannya kelompok-kelompok pecinta alam, pendaki, dan komunitas peduli kelestarian alam. Salah satunya adalah Agen Hijau. Agen Hijau adalah sebutan para pecinta lingkungan  hijau yang tergabung dalam Organisasi Cinta Anggrek Indonesia (CASI) Kalsel atau dalam bahasa inggris Indonesian Native Orchids Society (INOS).  Fokusnya adalah Anggrek Spesies, dimana hutan adalah habitat asli anggrek-anggrek ini. Gangguan dan kerusakan yang terjadi pada hutan akan berimbas kepada seluruh biota di dalamnya tidak terkecuali anggrek.



Istirahat Usai Menanam Kembali Anggrek Spesies ke Habitat nya



Menjaga kelestarian hutan adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya anggrek yang berada di dalamnya, tapi masih banyak plasma nuftah lainnya yang semakin hari semakin terancam kehilangan "rumah" untuk tempat tinggal dan bertahan hidup. Sudah banyak spesies yang diberitakan terancam punah, dan tidak sedikit pula yang dinyatakan "punah" dan tidak pernah di ketemukan lagi di habitatnya, salah satunya jenis anggrek Spatoglothis zurea yang kini "lenyap" di habitatnya.

Upaya konservasi/penangkaran anggrek secara ex-situ memang perlu karena selain dapat menyelamatkan suatu spesies dari ancaman kepunahan juga mempermudah kegiatan untuk mengenal dan mempelajarinya. Namun kita tentu sependapat anggrek pun setuju akan ungkapan tiada tempat senyaman "rumah" sendiri. Karenanya hutan sebagai rumah, tempat tumbuh, berkembang biak dan berlindung berbagai flora dan fauna adalah wajib di jaga dan dilestarian sehingga kelak, generasi penerus kita tetap dapat menikmati dan memanfaatkannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar